Kebijakan Pemekaran Wilayah dan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kota Tasikmalaya
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Buku:
Adisasmita, R. (2008). Pengembangan wilayah: Konsep dan teori. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. (2013 dan 2014). Ciamis dalam angka 2014. Ciamis: BPS Kabupaten Ciamis.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. (2013 dan 2014). Garut dalam angka 2014. Garut: BPS Kabupaten Garut.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangandaran. (2013 dan 2014). Pangandaran dalam angka 2014. Pangandaran: BPS Kabupaten Pangandaran.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya. (2013 dan 2014). Tasikmalaya dalam angka 2014. Tasikmalaya: BPS Kabupaten Tasikmalaya.
Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya. (2013 dan 2014). Kota Tasikmalaya dalam angka 2014. Tasikmalaya: BPS Kota Tasikmalaya.
Badan Pusat Statistik. (2013 dan 2014). Jawa Barat dalam angka 2014. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
Bappenas dan United Nations Development Programme (UNDP). (2008). Studi evaluasi dampak pemekaran daerah 2001-2007. Jakarta: BRIDGE (Building and Reinventing Decentralised Governance).
Budiharsono, S. (2001). Teknik analisis pembangunan wilayah pesisir dan lautan. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Higgins, B. and Salvoie, D. J. (2005). Regional development theories and their application. New Brunswick, New Jersey: Transaction Publicers.
Kuncoro, M. (2013). Mudah memahami dan menganalisis indikator ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kuncoro, M. (2012). Perencanaan daerah: Bagaimana membangun ekonomi lokal, kota, dan kawasan. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan pembangunan daerah: Reformasi, perencanaan, strategi dan peluang. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, M. (2002). Analisis spasial dan regional: Studi aglomerasi dan kluster industri Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muta’ali, L. (2011). Kapita selekta pengembangan wilayah. Yogyakarta: Fakultas Geogragi UGM.
Nazara, S. (1994). Pertumbuhan ekonomi Indonesia: Suatu aplikasi fungsi produksi agregat Indonesia 1985-1991. Prisma No. 8. Jakarta: PT. Pustaka PL3ES Indonesia.
Nugroho, K. S. (2011). Pemekaran daerah, dapatkah menjadi model pemerataan pembangunan (Kasus pemekaran di Propinsi Banten). Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah: Best practices dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Serang Banten: Fisip Untirta dan LAN Fisip Untirta.
Nurzaman, S. S. (2012). Perencanaan wilayah dalam konteks Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Pribadi, O. D., Panuju, D. R., Rustiadi, E., dan Emma, A. P. (tanpa tahun). Permodelan perencanaan pengembangan wilayah: Konsep, metode, aplikasi dan teknik komputasi (tidak dipublikasikan).
Ratnawati, T. (2009). Pemekaran daerah: Politik lokal dan beberapa isu terseleksi. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Riyadi dan Bratakusumah, D. S. (2004). Perencanaan pembangunan daerah: Strategi menggali potensi dalam mewujudkan otonomi daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rustiadi, E., Saefulhakim, S., dan Panuju, D. R. (2009). Perencanaan dan pengembangan wilayah. Jakarta: Crespent Press dan YOI.
Setiono, D. N. S. (2011). Ekonomi pengembangan wilayah: Teori dan aplikasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sjafrizal. (2008). Ekonomi regional: Teori dan aplikasi. Padang: Baduose Media. Sjafrizal. (1997). Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan regional wilayah Indonesia bagian barat. Prisma No. 3. Jakarta: PT. Pustaka PL3ES Indonesia.
Tarigan, R. (2005). Ekonomi regional: Teori dan aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jurnal dan Working Paper:
Agustino, L. dan Yussof, M. A. (2008). Proliferasi dan etno nasionalisme daripada pemberdayaan dalam pemekaran daerah di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 15(3), 196- 201.
Booth, A. (2011). Splitting, splitting and splitting again: A brief history of the development of regional government in Indonesia since independence. Bijdragen tot de Taal-Land-en Volkenkunde, 167(1), 31-59.
Butt, S. (2010). Regional autonomy and legal disorder: The proliferation of local laws in Indonesia. Singapore Journal of Legal Studies, 1-21.
Cheema, G. S., and Rondinelli, D. A. (2007). Decentralizing governance: Emerging concepts and practices. Dalam From Government Decentralization to Decentralized Governance. Washington: Brooking Institution Press.
Dawkins, C. J. (2003). Regional development theory: Conceptual foundations, classic works, and recent developments. Journal of Planning Literature, 18(2), 131-172.
Juanda, B. (2007). Manfaat dan biaya pemekaran daerah serta implikasinya terhadap APBN. Jurnal Ekonomi, Vol. 25, 36-51.
Monsted, M. (1974): François Perroux’s theory of growth pole and development pole: A critique. Antipode, 6(2), 106-113.
Pamungkas, C. (2007). Pemekaran wilayah, otonomi daerah dan desentralisasi politik di Indonesia. Jakarta USAID-DRSP-Percik-LIPI.
Parr, J. B. (1999). Growth pole strategies in regional economic planning: A retrospective view. Part 1: Origins and advocacy. Urban Studies, 36(7), 1.195-1.215.
Pede, O.V. (2013). Diversity and regional economic growth: Evidence from US Counties. Journal of Economic Development, 38(3), 111-127.
Pekkala, S. (2003). What draws people to urban growth centers: Jobs vs. pay?. Government Institute for Economic Research.
Ratnawati, T. (2010). Satu dasa warsa pemekaran daerah Era reformasi: Kegagalan otonomi daerah. Jurnal Ilmu Politik, No. 21, 122-145.
Sutikno dan Maryunani. (2007). Analisis daya saing kecamatan sebagai pusat pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan (SWK) Kabupaten Malang.Journal of Indonesia Applied Economics, 1(1), 1-17.
Tryatmoko, M. W. (2010). Pemekaran daerah dan persoalan governability lokal di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik, 7(1), 42-43.
Tesis:
Agusniar, A. (2006). Analisis dampak pemekaran wilayah terhadap perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat (Studi kasus di Kabupaten Aceh Singkil Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam). (Tidak dipublikasikan). Tesis, Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
Dokumen:
Kemendagri, (2013). Daerah otonom baru di Indonesia per provinsi tahun 1999-2013. KPPOD, Jakarta.
Peraturan Perundang-undangan:
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah. Undang-
Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Refbacks
- There are currently no refbacks.