PROSPEK PELAKSANAAN REDENOMINASI DI INDONESIA
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan berbagai hal yang perlu menjadi perhatian dalam rencana pelaksanaan redenominasi di Indonesia dan menjelaskan bagaimana kesiapan fundamental makroekonomi Indonesia dalam menghadapi program redenominasi serta dampak yang akan ditimbulkannya. Metode yang digunakan dalam membahas studi ini adalah metode deskriptif dengan memanfaatkan data sekunder dan publikasi yang sudah ada sebelumnya. Urgensi dilaksanakannya redenominasi di Indonesia didasari adanya inefisiensi perekonomian, adanya kendala teknis pada operasional kegiatan usaha dan mendukung ekonomi nasional dalam memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN. Indikator makroekonomi Indonesia saat ini dinilai cukup kuat dan dapat mendukung diberlakukannya redenominasi. Redenominasi diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik bagi negara, pelaku usaha dan masyarakat. Bagi negara redenominasi dapat meningkatkan kredibilitas rupiah, menghemat biaya pencetakan uang, dan mempermudah transaksi pemerintah. Bagi pelaku usaha redenominasi dapat mempermudah transaksi keuangan sehingga mempercepat waktu operasional dan meminimalisir potensi kesalahan. Selain itu, akan mengurangi biaya penyesuaian perangkat keras dan lunak sistem akuntansi dan teknologi informasi. Bagi masyarakat, redenominasi dapat mempermudah dalam bertransaksi, mengurangi resiko kerusakan uang dan mendukung proses belajar dan mengajar pada pendidikan dasar. Namun, pemerintah dan Bank Indonesia juga perlu mewaspadai terjadinya risiko akibat redenominasi, yaitu inflasi, penambahan pengeluaran negara, penolakan sebagian masyarakat dan penambahan biaya produksi, efek psikologi, dan potensi perselisihan antar pelaku usaha dan konsumen.
Keywords
Full Text:
UntitledReferences
Buku:
Bank Indonesia. (2009). Kajian mengenai rumusan standar minimum laporan keuangan dan business plan untuk UMKM: Persiapan Bank Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. (2005). Sejarah Bank Indonesia periode II: 1959-1966, Bank Indonesia pada masa ekonomi terpimpin. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. (2014a). Dinamika dan proyeksi ekonomi 2014-2015, kebijakan Bank Indonesia serta implikasi terhadap keuangan Bank Indonesia 2014-2015. Jakarta: Bank Indonesia.
Eko, Y. (2009). Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Lipsey, R. G. & Steiner, P. O & Purvis, D. D & Courant, P. N. (1995). Pengantar ekonomi makro. (A. Jaka Wasana, Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara.
Meier, G. M. (1995). Leading issues in economic development. New York: Oxford University Press.
Suryabrata, S. (2013). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Jurnal:
Dogarawa, A. B. (2007). The economics of currency redenomination: An appraisal of CBN redenomination proposal. MPRA Paper No. 2319. Diperoleh tanggal 10 Juli 2014, dari http://mpra.ub.uni-muenchen.de/23195/.
Priyono. (2013). Redenomination: Between hope and reality (the study of the implementation of redenomination in Indonesia). International Journal of Business and Management Invention, 2(4), pp. 36-40.
Somoye, R. O. C. and Onakoya, A. B. (2013). Macroeconomic implication of currenncy management in Nigeria: A synthesis of the literature. British Journal of Economics, Finance and Management Sciences, 8 (1), pp. 12-28.
Tambunan, T. (2013). Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Peluang dan tantangan bagi UMKM di Indonesia. Policy Paper No. 15 Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE) Programme, pp. 1-20.
Sumber Digital:
Kurniawan, T. (2013). DPR bentuk pansus RUU Redenominasi Rupiah. Diperoleh tanggal 28 Desember 2014, dari http://www.antaranews.com/berita/ 381984/dpr-bentuk-pansus-ruuredenominasi-rupiah.
Latif, S. (2011). Susah gampang meringkas nilai uang. Diperoleh tanggal 15 Juli 2014, dari http://sorot.news.viva.co.id/news/read/272856-susahgampang-meringkas-nilai-uang.
Metrotvnews.com (2013). Menkeu: Redenominasi perlu karena rupiah lemah. Diperoleh tanggal 28 Oktober 2014, dari http://microsite.metrotvnews.com/metronews/video/2013/01/23/2/169420/Menkeu-Redenominasi-Perlu-karena-Rupiah-Lemah.
Purwanto, D. (2013). Apa dampak jika Redenominasi tidak Dilakukan. Diperoleh tanggal 30 September 2014, dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013 /01/23/11130521/Apa.Dampak.jika.Redenominasi.Tidak.Dilakukan,
Redenominasirupiah.com. (2013a). Redenominasi rupiah di Indonesia. Diperoleh tanggal 14 Agustus 2014, dari http://www.redenominasirupiah.com/redenominasi-rupiah-di-indonesia/.
Redenominasirupiah.com. (2013b). Perbedaan redenominasi rupiah dengan sanering rupiah. Diperoleh tanggal 15 Agustus 2014, dari http://www.redenominasirupiah.com/perbedaanredenominasi-rupiah-dengan-sanering-rupiah/.
Serdengecti, S. (2004). Redenomination of Turkish Lira by dropping six zeros. Diperoleh tanggal 15 Juli 2014, dari http://tcmb.gov .tr/wps/wcm/conne c t /7e506afd-36a4-4cc8-bec8-ce465e4de6b4/04-08.pdf?MOD=AJPERES&CACHEID=7e506afd-36a4-4cc8-bec8-ce465e4de6b4.
Siahaan, L. A. (2014). Uang beredar selama Ramadhan dan lebaran diprediksi capai Rp 580,3 Triliun. Diperoleh tanggal 10 Juli 2014.
Suruji, A., Astono,B., Muhtadi, D., Irwanto, F., Pambudy, N. M., Gero, P.P., Saragih, S., Samhadi, S. H., Tjahjono, S., Gunawan, T., Hadi, Y. U., dan Arika, Y. (1998). Laporan akhir tahun bidang ekonomi, krisis ekonomi 1998, tragedi tak terlupakan. Diperoleh tanggal 15 Agustus 2014, dari http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Reformasi/Krisis_ekonomi.htm.
Tarhan, S. (2006). The new Turkish Lira (YTL). Diperoleh tanggal 15 Juli 2014, dari http://www.econ.umn.edu/~dmiller/The%20New%20Turkish% 20Lira.pdf.
Waas, R. (2014a). 2015, BI proyeksikan pertumbuhan peredaran uang capai 15%. Diperoleh tanggal 7 Oktober 2014, dari http://finansial.bisnis.com/read/20140514/11/227878/2015-bi-proyeksikanpertumbuhan-peredaran-uang-capai-15.
Waas, R. (2014b). BI: uang kartal 2013 meningkat 13,6 persen. Diperoleh tanggal 6 Juni 2014, dari http://skalanews.com/berita/detail/164822/Peredaran-Uang-Kartal-2013-Meningkat-13.
Wibowo. (2010). Uang baru Rp1.000 bisa untuk telepon koin. Diperoleh tanggal 10 Oktober 2014, dari http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/165827-uang-baru-rp1-000-bisa-untuktelepon-koin.
Sumber Lain:
Alie, M. (2013). Kegiatan DPR RI minggu keempat Juni 2013. Buletin Parlementaria Nomor 776/VI/2013.
Bank Indonesia. (2014b). Redenominasi bukan sanering. Paper dipresentasikan di rapat kunjungan kerja Pansus RUU Perubahan Harga Rupiah ke Provinsi Sumatera Barat, Padang.
Isarescu, M. (2004). Denominarea monedei naţionale. Paper dipresentasikan di Redenomination of the Leu From the Perspective of Romanian Banks, Bucharest.
Karimi, S. (2014). Redenominasi rupiah tidak relevan dengan penguatan ekonomi Indonesia. Paper dipresentasikan dalam FGD dengan akademisi di Universitas Andalas pada kegiatan kunjungan kerja Pansus RUU Perubahan Harga Rupiah ke Provinsi Sumatera Barat, Padang.
Kementerian Keuangan. (2014). Konsultasi publik perubahan harga rupiah. Paper dipresentasikan di rapat kunjungan kerja Pansus RUU Perubahan Harga Rupiah ke Provinsi Sumatera Barat, Padang.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2014). Pembahasan pokok-pokok kebijakan fiskal dan asumsi makro RAPBN 2015. Paper dipresentasikan di rapat kerja Komisi XI DPR RI dengan Pemerintah, Jakarta.
Mosley, L. (2005). Dropping zeros, gaining credibility? currency redenomination in developing nations. Paper dipresentasikan di Annual Meetings of the American Political Science Association, Washington, D. C.
Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2015. (2014) Jakarta: Republik Indonesia. Thalo, N. (2010). Manfaat dan biaya redenominasi rupiah. Update Indonesia: Tinjauan Bulanan Ekonomi, Hukum, Keamanan, Politik, dan Sosial, Volume V, No. 5.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Refbacks
- There are currently no refbacks.