Aplikasi Regional Sustainable Account (RSA) pada Keberlanjutan Perkotaan di Kalimantan Timur [Regional Sustainable Account (RSA) Application on Sustainabililty Urban in East Kalimantan]
Abstract
The development of cities in East Kalimantan Province is influenced by the endowed of natural resources owned by the region. At present, urban areas in East Kalimantan have the problem; unemployment, critical land, high crime rates, and traffic accidents. This shows that cities in East Kalimantan have economic, social, and environmental problems. This is very interesting for investigation in the perspective of sustainable development. For this reason, this study applies a more comprehensive sustainable development assessment called the Regional Sustainable Account (RSA). RSA is a technique for calculating sustainable development that combines three calculations at once namely economic calculations, environmental calculations, and social calculations. This approach is modified by Location Quotient (LQ) combined with the Geographical Information System (GIS). The results of the study show that the development in urban areas of East Kalimantan experienced intermittent imbalances; economic, environmental, and social. It is also known that, cities in East Kalimantan are included in the classification, almost sustainable up to chronic unsustainable. Recommendations on the results of studies for regional development policy makers should carry out development with the principle of balance for all dimensions. Sustainable city development requires efforts to reduce: the number of unemployed, increasing crime, the number of traffic accidents, and high divorce. Finally, efforts to immediately respond to various unsustainability issues are part of an effort to avoid more serious chain effects.
Keywords: urban development, sustainability account, unsustainability, policy response
Abstrak
Perkembangan kota-kota di Provinsi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh anugerah sumber daya alam yang dimiliki wilayah itu. Saat ini, perkotaan di Kalimantan Timur menghadapi permasalahan pengangguran, lahan kritis, tingginya kriminalitas, dan kecelakaan lalu lintas. Hal itu menunjukkan bahwa perkotaan di Kalimantan Timur menghadapi permasalahan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini sangat menarik untuk dilakukan penyelidikan dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, studi ini menerapkan penilaian pembangunan berkelanjutan yang lebih komprehensif yang disebut Regional Sustainable Account (RSA). RSA adalah teknik perhitungan pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan tiga perhitungan sekaligus yaitu perhitungan ekonomi, perhitungan lingkungan, dan perhitungan sosial. Pendekatan ini hasil modifikasi Location Quotient (LQ) yang dikombinasikan dengan Geographical Information System (GIS). Hasil studi menunjukkan bahwa pembangunan di perkotaan Kalimantan Timur mengalami ketidakseimbangan antardimensi; ekonomi, lingkungan, dan sosial. Diketahui pula bahwa perkotaan di Kalimantan Timur termasuk pada klasifikasi almost sustainable sampai dengan chronic unsustainable. Rekomendasi hasil studi untuk para pembuat kebijakan pembangunan daerah hendaknya melaksanakan pembangunan dengan prinsip keseimbangan untuk semua dimensi. Pembangunan kota yang sustainable membutuhkan upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran, meningkatnya kriminalitas, banyaknya kecelakaan lalu-lintas, dan tingginya perceraian. Akhirnya, upaya merespons dengan segera berbagai isu unsustainability adalah bagian dari usaha untuk menghindari efek berantai yang lebih serius.
Kata kunci: pembangunan perkotaan, perhitungan keberlanjutan, ketidakberlanjutan, respons kebijakan
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Buku:
Adioetomo, S.M.S (2005). Bonus demografi, Menjelaskan hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Bell, F.W. (2002). The economic value of Salwater Marsh to Florida’s Commercial Fisheris, In Letson, D. and Milon, J.W. (eds). Florida Coastal environmental resource: A guide to economic valuation an impact analysis. Florida Sea Grand College Program, USA.
Fauzi, A. (2006). Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan, Teori dan aplikasi. Cetakan kedua, Jakarta: PT Sun.
Giaoutzi, M., & Nijkamp P. (1993). Decision support model for regional sustainable development: An applicaton of geographic information systems and evaluation models to the Greek Sporades Islands. Avebury, England: Aldershot.
Nawir, A.A. (2008). Rehabilitasi hutan di Indonesia: Akan kemanakah arahnya setelah lebih dari tiga dasawarsa?. Dalam Nawir, A.A., Murniati, & Rumboko L. (eds). CIFOR (Center for International Forestry Research).
United Nations. (2013). World economic and social survey 2013, Sustainable development challenges. New York: United Nations.
Jurnal:
Baiquni, M. (2009). Revolusi industri, ledakan penduduk dan masalah lingkungan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 1(1), 39-59.
Bakri, B., Rustiadi, E., Fauzi, A., & Adiwibowo, S. (2016). Assessment of regional sustainable development in Indonesia. International Journal of Humanities and Social Science, 6(11), 191-200.
Deakin, M., Curwell, S., & Lombardi, P. (2002). Sustainable urban development: The framework and directory of assessment methods. Journal of Environmental Assessment Policy and Management, 4(2), 171-197.
Erlinda, N. (2016a). Kebijakan pembangunan wilayah berkelanjutan di Provinsi Jambi melalui pendekatan Model FLAG. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 7(1), 1-14.
Patterson, A. & Theobald, K.S. (1995). Sustainable development, Agenda 21 and the new local governance in Britain. Regional Studies, 29(8), 773-778.
Mohamed, E.S., Saleh A.M., & Belal A.A. (2014). Sustainability indicators for agricultural land use based on GIS spatial modeling in North of Sinai-Egypt. The Egyptian Journal of Remote Sensing and Space Science, 17(1), 1-15.
Nababan, Y.J., Yusman, S., Bambang, J., & Slamet, S. (2014). Tantangan bagi pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Timur menuju inclusive green economy. Masyarakat Indonesia, 40(2), 211-228.
Nijkamp, P., & Vreeker, R. (2000). Methods, Sustainability assessment of development skenarios: Methodology and application to Thailand. Ecological Economics, 33, 7-27.
Opeyemi, A.Y. (2012). Empirical analysis of resource course in Nigeria, national center for technology management. International Journal Economics and Management Science, 1(6), 19-25.
Wen, Z., & Chen, J. (2008). A cost-benefit analisys for the economic growth in China. Ecological Economics, 65, 356-366.
Wirawan. (2014). Pelaksanaan fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Ngayau Kecamatan Muara Benkal Kabupaten Kutai Timur. eJournal llmu Administrasi Negara, 4(2), 1.238-1.252.
Tesis dan Disertasi:
Bakri, B. (2017). Pengembangan indikator, tipologi, dan status pembangunan berkelanjutan daerah provinsi di Indonesia. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Erlinda, N. (2016b). Pembangunan wilayah berkelanjutan di Provinsi Jambi dan implikasi Model Jamrud. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Oktavianus, A. (2014). Pembangunan berkelanjutan dan hubungannya dengan modal sosial di Indonesia. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sorman, A. (2007). A national assessment of sustainable development indicators in Turkey with examples of Local Scale Modeling using a Systems Dynamics Approach. Thesis. Lund University, Lund.
Working Paper dan Conference Paper Dipublikasikan:
Duran & Paucar. (2007). Sustainability model for the Valsequillo Lake in Puebla, Mexico: combining system dynamics and sustainable urban development. Paper reports project on urban sustainability of the Valsequillo Lake in Puebla, Mexico and the Puerto Aura.
Humphreys, M., Nettelton, I., & Leech, K. (2015). Risk assessment and management of unstabel slopes on the national forest estate in Scotland. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Vol. 26, Conference 1.
Kartodihardjo, H. & Supriono, A. (2000). Dampak pembangunan sektoral terhadap konversi dan degradasi hutan alam: Kasus pembangunan HTI dan perkebunan di Indonesia. Occasional Paper No. 26(I). Center for International Forestry Research (CIFOR).
Nijkamp, P., & Ouwersloot, H. (1996). A decision support system for regional sustainable development: The FLAG Model. Dept. of Economics Free University, Amsterdam.
Laporan:
BPS Provinsi Kalimantan Timur. (2015). Kalimantan Timur dalam angka 2015. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.
BPS Provinsi Kalimantan Timur. (2016). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur menurut lapangan usaha tahun 2011-2015. Samarinda: BPS Provinsi Kalimantan Timur.
Clement, K., Hansen, M., & Bradley, K. (2003). Sustainable regional development: Learning from Nardic Experience. Stockholm: Nordregio 2003 (Nordregio Report 2003: 1).
Hansen, H.S. (ed.). (2001). PSSD-planning system of sustainable Development. National Environmental Research Institute, Denmark. 110 p, NERI Technical Report No. 351.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2011). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indonesia tahun 2010. Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2017). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indonesia tahun 2015. Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. (2015). Dokumen Indikator Kinerja Lingkungan Hidup Daerah (IKLHD) Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Tappeser, S.R., Lukesch R., Strati F., Sweeney G.P., & Thierstein A. (1999). Instrument for sustainable regional development a European research project funded by DG XII. The INSURED Project-Final Report, Institut Fur Regionale Studien in Europa, Freburg.
Website:
BPS. (2018). Data Indek Pembangunan Manusia (IPM). Diperoleh tanggal 16 Mei 2018, dari https://www.bps.go.id.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Refbacks
- There are currently no refbacks.